![]() |
gambar by nicepng-muslim |
patiheadline.com-Aktifitas dimulai dengan sholat subuh berjamaah. Kemudian
seluruh anggota berjalan keliling komplek. Sampai dirumah sang ibu bergegas ke
dapur menyiapkan makanan untuk sarapan seluruh anggota keluarga. Bosan
menunggu, anak sulungnya 10 tahun menyusul ke dapur. Kemudian si anak membantu
apa yang mereka bisa lakukan. Belum sampai mengusap si anak datang dan
menyodorkan secarik kertas. Diambil kertas putih itu, dan membacanya sepintas.
Upah untuk membantu ibu
-belanja ke warung RP.
2.000
-menyapu dan mengepel lantai Rp 5.000
-menata meja makan Rp.
2.000
-membuat minum untuk ayah Rp
2.000
-membuang sampah Rp
2.000
-membereskan tempat tidur Rp
5.000
-menyiram tanaman Rp 2.000
Total Rp
20.000
Selesai membaca, si ibu tersenyum hangat dan memandang
anaknya yang sedang mengikuti gerak-geriknya dengan pandangan cemas dan
gembira,”sini nak, tolong ambilkan bunda bolpen itu,”
Si anak mengambilnya. Si ibu membalikan kertas dan
selanjutnya menulis sesuatu. Lalu disodorkanke sang anak dan meminta untuk
membaca apa yang ditulis ibunya.
Tertera
Upah mengandungmu 9 bulan GRATIS
Upah selama dua tahun menyusuimu GRATIS
Upah menjagamu dimalam hari GRATIS
Upah menangis karena sedih saat menungguimu sedang sakit
demam GRATIS
Upah menyediakan makanan sehat dan makanan kesukaanmu GRATIS
Upah untuk memenuhi kebutuhanmu untuk memberikan mainan
GRATS
Jumlah keseluruhan yang telah bunda berikan GRATIS, karena
bunda iklhas melakukanya.
Air mata si anak berlinang setelah membaca. Rasa menyesal
ditandai dengan deraian air mata yang mengalir disepanjang pipi, kemudian
dipeluknya sang ibu. “aku minta maaf, aku sayang sama bunda”
Kemudian si anak mengambil pena. Disudut atas ditulisnya,
“TELAH DIBAYAR.”
Disadur dari Buku mutiaara kalbu sebening embun pagi karya
dr. Sudarmono