![]() |
PARKIR : Kapal nelayan nampak berjajar di sepanjang alur Sungai Juwana. |
KOTA – Normalisasi Sungai Juwana yang rencananya
bakal diawali pada bulan Mei tahun ini, harus ditunda sementara. Pasalnya,
menjelang Hari Raya Idul Fitri banyak kapal nelayan yang bersandar di alur
sungai, tidak hanya itu tak lama lagi juga akan ada serangkaian tradisi di
sana.
Diperkirakan, proses normalisasi sungai yang masuk di
balai besar wilayah sungai (BBWS) Pemali Juwana ini, diperkirakan menelan
anggaran sebesar Rp 40 miliar. Dan dilakukan dari Jembatan Juwana ke hilir
sepanjang lima kilometer.
Proses normalisasi ini juga nantinya akan turut
dilangsungkan pelebaran sungai khususnya di daerah setelah permukiman warga, dengan
lebar antara 100 – 120 meter. Hal itu disampaikan Kabid Sumberdaya Air pada
Dinas Pekerjaan dan Penataan Ruang (DPUPR) Pati, Sumarto.
Di sini keterlibatan DPUPR, hanya sebatas pada
proses sosialisasi. Nantinya kata dia, “Untuk tahapan sosialisasi itu sendiri
akan kami mulai setelah lebaran itu pula. Kami akan mengundang para pemilik
kapal maupun pemilik tambak dan sawah yang terkena dampak normalisasi.”
Penundaan normalisasi sungai mutlak dilakukan hingga
pascalebaran, mengingat saat ini saat ini banyak kapal penangkap ikan yang
bersandar menjelang lebaran. Selain itu, tidak akan lama bakal ada tradisi
lomban dan kupatan sebagai kearifan lokal di sana seperti lomban dan kupatan.
“Memang tidak berjalan sesuai dengan rencana.
Meskipun proses penandatangan surat perjanjian kerjanya (SPK) telah dilakukan
sejak April lalu. Memang harus melihat situasi dan kondisi di lapangan,” terang
Sumarto.
Penundaan proses normalisasi Sungai Juwana hingga
pascalebaran turut diamini Sekretaris Daerah (Sekda) Pati, Haryono. Dia mengaku
jika mendapatkan laporan penundaan pelaksanaan normalisasi hingga seusai
lebaran.
“Penundaan tersebut harus dilakukan lantaran
menjelang lebaran seperti ini, banyak kapal yang kembali sehingga memadati alur
sungai Juwana. Sehingga jika dilakukan saat ini justru tidak maksimal,”
paparnya.