PENTAS : Teater As STAIP saat membawakan nasokah Lorong yang merupakan Pentas Produksi Perdana. |
Pati – Tak ada angin tak ada hujan, Gedung B lantai
2 Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP) yang biasanya sepi kala malam
menjelang, terdengar lirih erangan orang kesakitan.
Sementara di halaman lantai 1 nampak kendaraan
bermotor berjajar rapi, dan terlihat gerombolan orang seolah diburu waktu,
sesekali nampak dari mereka mengaktualisasikan eksistensinya dengan berswafoto
di fotobooth.
Sekali lagi, mendengar erangan panjang, reporter
media ini pun bergegas menuju lantai tertinggi di gedung itu. Ternyata, pekik
kesakitan itu keluar dari sela-sela kerongkongan salah seorang aktor yang
bernama Jembul.
Usut punya usut, Teater As STAIP sedang menggelar
pentas produksi perdana dengan naskah “Lorong” karya Puthut Bukhorie dengan
sutradara Beni Dewa. Kisahnya pun berkutat pada tragedi sosial yang acap kali
menimpa kaum marginal, Kamis (2/5) malam.
Bermula dari munculnya persoalan salah satu warga perkampungan
pemulung Desa Loh Ijo, bernama Jambul yang menderita sakit misterius. Warga lainnya
pun dibuat panik akibatnya.
Mereka bahkan terlihat berdebat untuk mencari solusi.
Rencana membawa ke dokter harus dihilangkan lantaran mereka tidak memiliki uang
sepeser pun, sedangkan saat mau dibawa ke dukun mereka tampak ragu akan
kesembuhan tetangganya itu.
Di tengah kemelut, muncul pria bernama Prantoro yang
rupanya mampu menyembuhkan Jambul. Tak ayal hal tersebut membuat seluruh warga
di kampung bergembira. Namun, siapa sangka itu semua rupanya hanyalah akal
buluis Prantoro untuk niat jahatnya.
Penyakit yang menginfeksi Jambul, rupanya merupakan
virus yang disebarkan oleh Prantoro. Dan dia pulalah yang memiliki obat
penawarnya, sehingga dengan mudah menyebuhkan warga yang sakit itu.
Semua itu dilakukan Prantoro sebagai bagian politik
“Balas Budi”. Dia ingin warga desa berhutang budi, sehingga mau menuruti perkataan
Prantoro. Terlebih, Prantoro sendiri merupakan pesuruh dari investor dan
ditugasi untuk membeli dan menggusur warga Desa Loh Ijo.
Untungnya, Selip, salah seorang warga mengetahui
rencana itu. Warga berupaya melakukan pemberontakan. Namun sayang, perlawanan
dari warga miskin itu rupanya dengan mudah dikalahkan oleh aparat keamanan.
Bahkan perkampungan itu tetap saja digusur.
Mohammad Noor Fais, lurah Teater AS STAIP mengatakan,
pentas tersebut menjadi pentas produksi perdana yang digelarnya. Dengan pentas
tersebut diharapkan dapat menjadi tolak ukur setelah melalui proses latihan
yang digelar sekitar empat bulan terakhir ini.
“Selain sebagai bentuk penguatan minat dan bakat,
kami berharap ini mampu menjadi bekal bagi mahasiswa STAIP yang tergabung di
Teater As. Karena dari proses teater sendiri membawa banyak manfaat selain dari
sisi keseniannya,” paparnya. (*)