Ini Kronologi Sebenarnya Bocah SD Terbakar di Pucakwangi

Ini Kronologi Sebenarnya Bocah SD Terbakar di Pucakwangi

Kamis, 13 Juni 2019, Juni 13, 2019
ILUSTRASI


PUCAKWANGI – Seorang bocah yang masih duduk di bangku kelas IV sekolah dasar, harus mendapatkan perawatan intensif di ruang Intensif Care Unit (ICU) RSUP Dr Kariadi, lantaran mengalami luka bakar serius pada bagian wajah, tangan, serta kaki.

Korban sendiri bernama Moh Khoirul Muhaimin asal Desa Karangrejo, Kecamatan Pucakwangi, Pati. Hingga sampai saat ini bocah malang ini masih mendapatkan penanganan medis di rumah sakit itu.

Sempat beredar informasi di dunia maya, bahwa korban ini dibakar oleh dua orang rekan sejawatnya. Hanya saja, kejadian tersebut diakui tidak benar oleh Kepala Desa Karangrejo, Anwar saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler, Kamis (13/6).

Setelah mengetahui ada kejadian yang menimpa salah satu warganya, pihaknya mengaku, pada Selasa (11/6) sudah mengumpulkan ketiga belah pihak antara pihak dari keluarga korban dan dua rekan korban beserta keluarganya.

Kejadian itu menurut Anwar terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, sehari sebelum lebaran atau puasa terakhir. Awalnya ketiganya tengah bermain mercon bumbung yang sedianya akan digunakan saat malam takbir.

“Posisinya ada tiga orang, satu mengisi bahan bakar, satu meniup dan satu yang menyulut. Korban saat itu berada di tengah, sedangkan yang mengisi kebetulan berdiri,” paparnya.

Imbuhnya, “Seorang temannya saat itu mengisi spirtus ke dalam mercon bumbung. Namun saat itu masih ada sisa yang cukup banyak di dalam botol. Sebenarnya mercon bumbung itu baru akan dicoba saat malam takbir, namun rupanya ketiga anak tersebut mencobanya terlebih dahulu.”

Saat disulut itu rupanya apinya membumbung ke atas dan menyulut sisa spirtus yang ada di dalam botol. Karena kaget, botol berisi spirtus itu diduga terlepas hingga akhirnya mengenai korban yang saat itu kebetulan duduk dan berada di bawahnya.

“Kalau sengaja dibakar sepertinya kok tidak. Karena ketiga orang tersebut teman sepermainan. Rumahnya pun berdekatan,” bebernya.

Kronologis itu sendiri dikatakannya didapatkannya dari hasil pertemuan ketiga belah pihak keluarga. Permainan mercon bumbung diakuinya juga cukup sering dilakukan oleh anak-anak. Hanya saja biasanya menggunakan minyak tanah. Diperkirakan mereka menggunakan spirtus karena lebih cepat.

“Persoalan itu sendiri sudah dipertemukan dan diselesaikan secara kekeluargaan. Keluarga kedua rekannya juga berupaya membantu biaya pengobatannya,” jelas Anwar.

Hanya saja diakuinya keluarga kedua orang teman korban juga merupakan orang yang tidak punya. Oleh karena itulah dirinya juga berharap ada bantuan dari donator untuk membantu pengobatan korban yang memang membutuhkan biaya cukup besar.

“Kami juga berharap bisa dibantu pengurusan BPJS-nya, sehingga bisa meringankan biaya pengobatannya. Korban saat ini hanya punya Jamkesda. Syukur-syukur ada donator yang mau membantu biaya pengobatan yang memang cukup besar tersebut,” harapnya.

Terpisah, Kapolres Pati AKBP Jon Wesly melalui Kapolsek Pucakwangi, AKP Sumadi mengaku, telah melakukan klarifikasi atas kejadian tersebut. Diduga kasus tersebut murni karena faktor kecelakaan dan bukan karena kesengajaan.

Katanya, “Kepala desa sudah mempertemukan ketiga belah pihak dan ada kesepakatan jika biaya pengobatan akan dibagi tiga.” (*)

TerPopuler