ILUSTRASI |
PUCAKWANGI – Seorang bocah yang masih duduk di
bangku kelas IV sekolah dasar, harus mendapatkan perawatan intensif di ruang Intensif
Care Unit (ICU) RSUP Dr Kariadi, lantaran mengalami luka bakar serius pada
bagian wajah, tangan, serta kaki.
Korban sendiri bernama Moh Khoirul Muhaimin asal
Desa Karangrejo, Kecamatan Pucakwangi, Pati. Hingga sampai saat ini bocah malang
ini masih mendapatkan penanganan medis di rumah sakit itu.
Sempat beredar informasi di dunia maya, bahwa korban
ini dibakar oleh dua orang rekan sejawatnya. Hanya saja, kejadian tersebut diakui
tidak benar oleh Kepala Desa Karangrejo, Anwar saat dihubungi melalui sambungan
telepon seluler, Kamis (13/6).
Setelah mengetahui ada kejadian yang menimpa salah
satu warganya, pihaknya mengaku, pada Selasa (11/6) sudah mengumpulkan ketiga
belah pihak antara pihak dari keluarga korban dan dua rekan korban beserta
keluarganya.
Kejadian itu menurut Anwar terjadi sekitar pukul
16.00 WIB, sehari sebelum lebaran atau puasa terakhir. Awalnya ketiganya tengah
bermain mercon bumbung yang sedianya akan digunakan saat malam takbir.
“Posisinya ada tiga orang, satu mengisi bahan bakar,
satu meniup dan satu yang menyulut. Korban saat itu berada di tengah, sedangkan
yang mengisi kebetulan berdiri,” paparnya.
Imbuhnya, “Seorang temannya saat itu mengisi spirtus
ke dalam mercon bumbung. Namun saat itu masih ada sisa yang cukup banyak di
dalam botol. Sebenarnya mercon bumbung itu baru akan dicoba saat malam takbir,
namun rupanya ketiga anak tersebut mencobanya terlebih dahulu.”
Saat disulut itu rupanya apinya membumbung ke atas
dan menyulut sisa spirtus yang ada di dalam botol. Karena kaget, botol berisi
spirtus itu diduga terlepas hingga akhirnya mengenai korban yang saat itu
kebetulan duduk dan berada di bawahnya.
“Kalau sengaja dibakar sepertinya kok tidak. Karena
ketiga orang tersebut teman sepermainan. Rumahnya pun berdekatan,” bebernya.
Kronologis itu sendiri dikatakannya didapatkannya
dari hasil pertemuan ketiga belah pihak keluarga. Permainan mercon bumbung
diakuinya juga cukup sering dilakukan oleh anak-anak. Hanya saja biasanya
menggunakan minyak tanah. Diperkirakan mereka menggunakan spirtus karena lebih
cepat.
“Persoalan itu sendiri sudah dipertemukan dan
diselesaikan secara kekeluargaan. Keluarga kedua rekannya juga berupaya
membantu biaya pengobatannya,” jelas Anwar.
Hanya saja diakuinya keluarga kedua orang teman
korban juga merupakan orang yang tidak punya. Oleh karena itulah dirinya juga
berharap ada bantuan dari donator untuk membantu pengobatan korban yang memang
membutuhkan biaya cukup besar.
“Kami juga berharap bisa dibantu pengurusan BPJS-nya,
sehingga bisa meringankan biaya pengobatannya. Korban saat ini hanya punya
Jamkesda. Syukur-syukur ada donator yang mau membantu biaya pengobatan yang
memang cukup besar tersebut,” harapnya.
Terpisah, Kapolres Pati AKBP Jon Wesly melalui
Kapolsek Pucakwangi, AKP Sumadi mengaku, telah melakukan klarifikasi atas
kejadian tersebut. Diduga kasus tersebut murni karena faktor kecelakaan dan
bukan karena kesengajaan.
Katanya, “Kepala desa sudah mempertemukan ketiga belah
pihak dan ada kesepakatan jika biaya pengobatan akan dibagi tiga.” (*)