Larung Sesaji Lomban Kupatan Tayu

Larung Sesaji Lomban Kupatan Tayu

Kamis, 13 Juni 2019, Juni 13, 2019
MENGARAK : Warga mengarak sesaji yang hendak dilarung ke muara Laut Utara.


TAYU – Lomban Kupatan Tayu turut Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu, Pati, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik. Lantaran selain bisa melihat kearifan lokal yang dikemas apik, pelancong juga bisa menyewa kapal untuk menikmati pemandangan di sekitar lokasi.

Terlepas dari serunya melihat keramaian pada tradisi ini, ternyata ada filosofi unik terkait prosesi larung sesaji di lokasi ini karena yang dilarung ke muara Laut Utara tidak hanya kepala kerbau saja, tetapi juga kepala kambing dan ayam putih mulus.

“Tradisi larung sesaji sendiri sudah berlangsung sejak 1950-an silam. Yang memulai adalah Bapak Wedono yang merupakan salah satu nelayan di desa ini,” beber Kepala Desa Sambiroto, Sulistiono selepas ritual, Kamis (13/6).



Awalnya, Wedono dulu menyembelih kerbau setiap lebaran ketupat. Kepala dan kaki kerbau dilarungkan ke muara laut sebagai bentu rasa syukur atas kekayaan laut yang sudah diberikan. Imbuhnya, "Mulai saat itu, kemudian warga selanjutnya melestarikan dan mempertahankan tradisi larung tersebut hingga saat ini."

Ritual ini memiliki filosofi yakni sebagai bentuk rasa syukur para nelayan. Selain itu juga sebagai simbol inti dari kehidupan manusia. Dengan melarung kepala kerbau itu ke laut, filosofinya membersihkan inti kehidupan manusia dengan air bumi yang suci.

"Ritual larung sesaji ini merupakan simbol menyatunya alam semesta dengan manusia. Sebagai sarana memuji syukur pada semua bentuk Kekuasaan Tuhan," jelasnya.

Sementara mitosnya sendiri, konon apabila larung sesaji ini tidak dilakukan oleh warga setempat, maka akan terjadi marabahaya. Bisa saja saat nelayan melaut, mereka tidak membawa pulang.

"Kalaupun tidak berdampak secara langsung ke nelayan, biasanya malah berdampak ke kepala desa. Maka kami selalu mengadakan larung ini," tandasnya.

Dalam lomban tersebut, warga Sambiroto mengarak kepala kerbau untuk nantinya di larung di muara sungai Tayu. Ada juga karnaval yang menghadirkan beberapa drum band.

Tepat di depan kepala kerbau, ada barongan yang secara berjalan mengawal kepala tersebut. Perjalanan dimulai dari Kantor Balai Desa Sambiroto hingga ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sambiroto.

Sesampainya di TPI, Kepala kerbau kemudian diangkat dan dilarungkan di tengah laut, diikuti dengan puluhan warga yang juga turut mengawal. (*)

TerPopuler