RANGKAI : Ogoh-ogoh kreasi warga Desa Angkatan Lor, selain bisa digerakkan direncanakan dapat mengeluarkan asap. |
TAMBAKROMO – Perayaan malam hari raya Idul Fitri di
Bumi Mina Tani tidak lepas dari tradisi takbir keliling. Entah dimulai sejak
kapan, tetapi takbir keliling tak lepas adanya ogoh-ogoh yang diarak keliling
kampung dalam perayaan sekali dalam setiap tahunnya ini.
Tak hanya satu, biasanya perwakilan tiap rukun
tetangga (RT), musala atau masjid akan menghadirkan kreasinya masing-masing.
Oleh karenanya jumlahnya bisa mencapai belasan bahkan puluhan.
Bentuknya pun cukup unik dan menarik. Mulai dari
replika masjid, hewan, tokoh animasi, hingga berbagai kreasi yang tengah trend
saat itu. Selain dari bentuknya, kreativitas warga juga terlihat dari berbagai
inovasi yang dihadirkan. Tak jarang ogoh-ogoh itu mampu digerakkan dengan
ditarik tali, diberi lampu agar dapat menyala bahkan adapula yang sampai bisa
menyemburkan asap layaknya seekor naga.
Berbagai kreativitas inilah yang kemudian mampu
menyedot perhatian warga untuk menyaksikan saat arak-arakan. Bahkan sejumlah
warga dari berbagai daerah seringkali sengaja datang agar dapat ikut
menyaksikannya.
Kreasi itu seperti yang ditunjukkan oleh para pemuda
RT 09/RW 01 Desa Angkatan Lor, Kecamatan Tambakromo, Pati. Burhan salah satu
pemuda setempat mengatakan, tahun ini mereka mewakili musala Miftahul Huda
membuat ogoh-ogoh binatang legenda. Yakni hewan berbadan singa dan berkepala
burung.
“Kebetulan tahun ini tertarik membuat ini. Hampir
semua bisa digerakkan. Mulai dari sayapnya, kaki, kepala, paruh, bahkan matanya
bisa bersinar dan menyemburkan asap,” terangnya.
Dalam pembuatannya dikatakannya membutuhkan waktu
sekitar dua minggu dan dikerjakan oleh delapan pemuda. Meski terlihat rumit
namun rupanya biaya yang dikeluarkan pun tak begitu mahal yakni berkisar Rp 600
ribu.
Papar Burhan, “Ini memang menjadi tradisi di kampung
kami. Biasanya nanti perwakilan tiap RT, atau musala dan masjid akan
mengeluarkan satu ogoh-ogoh untuk memeriahkan malam takbiran.” (*)