MANUAL : Karyawan Yuliatiwarno sedang mewarnai batik dengan menggunakan canting. |
JUWANA – Batik bakaran yang merupakan salah satu
batik khas Bumi Mina Tani, semakin dikenal luas seantero Nusantara. Tidak hanya
diminati warga Pati dan sekitarnya saja, tetapi batik yang memiliki motif unik
ini juga merambah daerah lain di Indonesia.
Salah seorang pengusaha batik bakaran, Yuliatiwarno
mengatakan, pesanan batik yang datang ke tempatnya tidak hanya berasal dari
Pati saja. Namun daerah lain seperti Jakarta, Semarang, Lampung dan kota besar
lainnya.
Pengusaha batik asal Kecamatan Juwana ini
menuturkan, biasanya pesanan batik ini sering kali dalam jumlah besar dan digunakan
untuk seragam, baik pegawai pemerintahan maupun perusahaan tertentu. Selain
untuk seragam banyak pula butik yang memesan lantaran banyak digemari para
wisatawan.
Trend batik kini pun juga mulai banyak digunakan
untuk seragam sekolah. Banyak sekolah yang menggunakan batik bakaran untuk
seragamnya. Hanya saja untuk batik seragam sekolah tersebut, biasanya banyak
yang memesan dengan tambahan logo dari sekolahnya.
“Mereka biasanya meminta agar dibuatkan motif
landmark daerah tempat asalnya. Seperti ada pegawai pemerintah di Jakarta yang
minta dibuatkan motif ondel-ondel dan monas untuk dipakai seragam di sana. Atau
ada pula motif tugu, jadi tak sekadar untuk oleh-oleh saja,” bebernya, Selasa
(2/7).
Tiap bulannya, pengusaha batik ini mengaku mampu
memproduksi 500 hingga 700 potong batik. Jumlah tersebut akan meningkat berkali-kali
lipat ketika hari besar, Hari Raya Idul Fitri misalnya. Pada lebaran kemarin
saja, dirinya mampu menjual sebanyak 150 potong batik hanya dalam waktu dua
hari.
Untuk harganya tergantung motif maupun teknik
pewarnaan, dikisaran angka Rp 100 ribu – 1 juta perpotongnya. Kata Yuliati, “Sekarang
ini juga banyak yang ingin jadi reseller. Mereka memesan dari Pati untuk
dipasarkan di berbagai daerah. Atau pusat batik yang ingin menjadikannya
koleksi. Bahkan terkadang ada yang mendapat tender batik di kota besar untuk
dikerjasamakan dengan kami.” [Fadil]