IRIS : Ibu-ibu dari Sidomukti sedang mempraktekan pembuatan tepung mocaf. |
MARGOYOSO – Melimpahnya hasil pertanian dan
perkebunan di Bumi Mina Tani, selayaknya dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat
untuk meningkatkan produksi pangan yang kemudian dapat mensejahterakan
kehidupan ekonomi.
Jika Kecamatan Margoyoso dikenal luas sebagai salah
satu sentra produsen tepung tapioka di Pati. Berbeda dengan apa yang dilakukan warga
Sidomukti, Kecamatan Margoyoso. Mereka mengolah singkong sedemikian rupa,
hingga menjadi tepung Modified Cassava Flour (Mocaf) yang bernilai ekonomi
tinggi.
Harga mocaf di pasaran terbilang cukup tinggi, yakni
diangka Rp 20 ribu perkilogram. Namun di tingkat produsen, biasanya dijual seharga
Rp 10 ribu perkilogramnya. Untuk rasanya sendiri, tepung mocaf hampir setara
dengan rasa beras jika diolah.
Jangan salah, di setiap butiran tepung mocaf
terkandung karbohidrat, protein dan mineral. Sehingga, olahan singkong ini juga
dapat menjadi bahan pangan pokok alternatif selain beras, dilihat dari
kandungan yang dimilikinya.
“Selain prosesnya yang tidak membutuhkan banyak
peralatan, biaya produksinya pun bisa ditekan seminimal mungkin. Ditambah lagi,
harga mocaf di pasaran juga terbilang tinggi. Tentu hal itu akan sangat bermanfaat
bagi industri rumahan, apalagi di Pati ini kan ketela sebagai bahan utama mocaf
mudah didapat,” beber Ketua Tim
Pengabdian Masyarakat dari Unnes, Eva Banowati.
Dengan menggaet warga Sidomukti dalam pelatihan
pembuatan mocaf. Diharapkan mampu menambah penghasilan dan membuat peserta
pelatihan yang didominasi ibu-ibu ini lebih sejahtera.
"Mocaf ini adalah dibuat dari ketela pohon, bahkan
dasarnya sama dengan tepung tapioka,” lanjutnya, “Namun pengolahan mocaf tidak
ada sedikitpun dari ketela tersebut yang tersisa. Bahkan, limbahnya bisa dimanfaatkan
sebagai pupuk cair."
MELIMPAH : Singkong sebagai bahan dasar mocaf melimpah di Bumi Mina Tani. |
Dikesempatan itu, Banowati tak sungkan membeberkan
proses pembuatan tepung mocaf tersebut, umbi ketela pohon dikupas terlebih
dahulu untuk selanjutnya di diiris tipis. Selepas itu, singkong yang telah
diiris kecil dan tipis direndam kedalam air selama 12 jam lamanya.
Jelasnya, “Untuk hasil yang maksimal, lebih lama
perendaman akan lebih baik. Dan untuk mempercepat prosesnya, bisa menggunakan
cairan atau enzim yang bisa dicampurkan ke dalam air rendaman.”
Kemudian tiriskan ketela dan dikeringkan di bawah
terik matahari, anda bisa menggunakan tampah dari anyaman bambu sebagai wadah. Proses
ini mutlak dilakukan supaya sisa air yang masih menempel di ketela, bisa
sepenuhnya bersih dan kering.
"Kalau sudah kering, ketela itu kemudian
dihaluskan. Ketika sudah halus itulah yang namanya mocaf. Satu kilogram ketela
pohon bisa menjadi 3 gram mocaf," terangnya.
Tidak hanya memberikan pelatihan proses pembuatan
tepung mocaf, Banowati turut memberikan gambaran atau analisis pasar terhadap
penjualan produk dari singkong ini. Menurutnya, harga mocaf di pasaran terbilang
cukup tinggi, yakni hingg Rp 20 ribu per kilo gram. Tetapi di tingkat produsen,
biasanya dijual seharga Rp 10 Ribu per kilogram.
"Kebutuhan mocaf sebagai pangan alternatif
sendiri masih sangat dibutuhkan. Bahkan permintaan juga sangat banyak,” sebut
Banowati, “Kalau warga Sidomukti bisa membuat mocaf ini, tentunya akan mampu
menumbuh kembangkan perekonomian mereka." [Fadil]