1700 Hektare Lahan Pertanian Gagal Panen

1700 Hektare Lahan Pertanian Gagal Panen

Kamis, 01 Agustus 2019, Agustus 01, 2019
ILUSTRASI : Lahan pertanian terimbas puso.


KOTA – Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Pati menyebutkan sebanyak 1700-an hektare lahan pertanian, terimbas kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Petani pun harus merelakan tanaman padinya mengering dan gagal panen pada musim tanam (MT) II.

“Persawahan mereka kering karena tidak ada air irigasi yang mengaliri sawah. Sementara paling banyak yang puso ada di Gabus dan Margorejo,” jelas Kepala Dispertanak Pati, Muchtar Efendi, Kamis (1/8) siang, saat ditemui awak media di kantornya.

Perlu menjadi catatan, ribuan hektare lahan pertanian ini kering saat tanaman padi berumur 40 – 60 hari pada musim tanam kali ini. Kata Muchtar, “Kalau tidak ada irigasi, tentu tanaman yang baru berusia 40-60 hari itu bisa mati. Kalau tanaman mati, tentu kerugiaan yang akan ditanggung petani juga banyak, ditaksir 13 miliar rupiah.”

UNGKAP : Kepala Dispertarnak Pati, Muchtar Efendi saat ditemui awak media.

Selama ini, para petani mengandalkan aliran air irigasi dari Bendungan Logung. Mengigat, aliran irigasi dari Waduk Kedung Ombo sudah ditutup beberapa hari lalu, karena menipisnya debit air.

"Waduk Kedung Ombo, Seloromo dan Rowo sudah tidak bisa mengalirkan air. Mutlak yang bisa menyelamatkan tanaman petani hanya irigasi dari Bendungan Logung saja," papar Muchtar.

Masih Muchtar, untuk irigasi dari Bendungan Logung hingga ke areal persawahan petani Margorejo dan Gabus, tentunya membutuhkan pengawasan maksimal. Karena, alurnya melewati beberepa areal persawahan lain.

"Hal ini telah kami koordinasikan dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Semarang, agar berkenan untuk membuka air di Bendungan Logung untuk irigasi pertanian," tuturnya. [Fadil]

TerPopuler