Petani Terkatung, Biji Kopi Sentuh Harga Rendah

Petani Terkatung, Biji Kopi Sentuh Harga Rendah

Kamis, 22 Agustus 2019, Agustus 22, 2019
PETIK : Petani kopi asal Kecamatan Gembong saat memetik biji kopi di perkebunannya.


GEMBONG – Panen raya kopi tahun ini di Bumi Mina Tani, petani terpaksa mengencangkan ikat pinggang. Lantaran harga biji kopi cenderung turun tak terkendali, bahkan mencapai angka yang cukup rendah.

Diketahui, harga biji kopi di kalangan petani anjlok di angka Rp 21.500 perkilogramnya. Padahal, pada panen sebelumnya menyentuh angka Rp 24.000 perkilogramnya. Meski tidak sampai mencapai titik terendah Rp 18.000 perkilogramnya pada tahun 2018. Namun kenyataan ini cukup menyiksa para petani yang menggantungkan hidup dari biji tanaman tersebut.

Puncak kejayaan kopi diketahui terjadi pada tahun 2016 hingga 2017 silam, mengingat saat itu harga biji kopi dari tangan petani menembus angka 26 – 30 ribu rupiah perkilogramnya. Ihwal tersebut diutarakan petani kopi, Sumijan (64).

Dengan harga jual kopi yang hanya Rp 21.500 itu, pihaknya mengaku, tidak mendapatkan laba dan hanya cukup untuk ongkos perawatan dan pemupukan saja. Sebab, usai panen dilakukan, tanaman kopi harus dipupuk dan ranting yang mati harus dipotong.

"Kalau pun untung, paling hanya sedikit. Karena hasil panennya sendiri juga kurang maksimal," tutur warga Dukuh Jurang, Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Pati ini.

Mbah Sumijan menilai, runtuhnya harga kopi didasarai banyaknya stok biji kopi dari petani yang lebih dulu mengunduh pada panen raya kali ini. Sehingga sesuai hukum ekonomi, hal tersebut berpengaruh dengan anjloknya harga.

"Mungkin karena kopinya sudah banyak, jadi harganya menurun. Namun ini merupakan harga terendah tahun ini," sebutnya.

Pihaknya berharap ada campur tangan dari pemerintah daerah untuk menstabilkan harga biji kopi. Dengan begitu, petani tidak hanya “sambatan” dalam mengarungi profesinya. Apalagi, asap dapur perlu untuk tetap mengepul.

Pintanya, “Paling tidak memang Rp 26.000 itu pekilogramnya. Kalau bisa pemerintah bisa menentukan harga terendah kopi lah, agar kami juga merasakan keuntungannya.” [Fadil]

TerPopuler