![]() |
SEROK : Peternak ikan nila di Kecamatan Tayu sedang membersihkan tambaknya dari sampah. |
TAYU – Peternak ikan nila di Kecamatan Tayu, Pati,
mengeluhkan sukarnya mendapatkan bibit ikan dengan skala besar di Bumi Mina
Tani. Mereka pun harus mengupayakannya dengan mengambil dari daerah luar.
Padahal, bibit yang diambil dari luar daerah memerlukan
penanganan dan biaya ekstra. Misalnya, biaya ongkos kirim (Ongkir) serta
ketahanan ikan yang rentan. Mengingat, bibit ikan harus terlebih dahulu beradaptasi
dengan lingkungan, suhu dan tingkat keasaman air.
“Kalau langsung di taruh tambak, resiko kematiannya
tinggi. Setidaknya ikan harus diadaptasikan dulu dengan kondisi air di tambak
secara perlahan," beber Peternak nila di Kecamatan Tayu, Lukman Hakim, Rabu
(14/8) siang.
Untuk bibitnya, biasanya dia mendatangkan dari
Yogyakarta, Banjarnegara dan paling dekat dari Purwodadi. Alternatif ini
dipilih lantaran harga bibit di daerah tersebut cukup terjangkau dan memiliki
kualitas yang baik.
Katanya, “Meski harga bibitnya lebih murah, tetapi
biaya transportasinya ya cukup besar. Belum lagi resiko ikan mati di
perjalanan. Namun gak masalah, soalnya di sana persedian bibitnya banyak.”
Selain itu, di Kabupaten Pati tidak ada penjual
bibit ikan nila dalam skala besar. Apalagi menurutnya, pihak pemerintah daerah
juga tidak menyediakan bibit. Padalah, ikan nila menjadi salah satu komoditas
unggulan petambak di wilayah Kecamatan Tayu.
"Padahal, kalau dinas terkait bisa menyediakan
bibit ikan nila untuk petani tambak, tentu produksi akan lebih mudah. Juga bisa
menekan ongkos produksi, sehingga tidak mengalami pembengkakan," imbuhnya.
[Fadil]