Gagal Panen Mengintai Banjarsari, Kerugian Bakal Capai Rp 2,3 Miliar

Gagal Panen Mengintai Banjarsari, Kerugian Bakal Capai Rp 2,3 Miliar

Jumat, 06 September 2019, September 06, 2019
HAMPARAN : Oksa menunjukkan lahan persawahan yang terdampak puso di Desa Banjarsari.


GABUS  Tidak adanya lagi pasokan air dari saluran irigasi, puluhan hektare lahan persawahan di Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus, Pati, terancam puso pada musim tanam kali ini. Tidak hanya itu, Sungai Silugonggo sebagai pengairan alternatif juga terintrusi dengan air laut, sehingga tidak dapat dipakai.

Sedikitnya 29 hektare lahan pertanian yang terancam gagal panen. Dengan tingkat kerugian perhektarenya Rp 25 juta. Ihwal tersebut diungkapkan Kepala Desa Banjarsari, Edi Margiyono, Jumat (6/9) pagi.

"Itu sudah tidak bisa diselamatkan. Karena sudah tidak ada air untuk irigasi. Kalau mengandalkan dari waduk yang ada di Kedung Ombo, airnya tidak sampai ke daerah kami, sudah habis digunakan yang bagian atas," lanjutnya, “Kerugian perhektarenya Rp 25 juta, kalau ditotal semuanya diperkirakan ya Rp 2,3 miliar.”

Selain itu, masa panen padi juga masih menunggu hingga 2 bulan kedepan. Tentunya, apabila tidak ada pasokan air, tanaman padi akan menguning kemudian mati. Terlebih kondisi tanahnya juga sudah mulai retak.

Bahkan, sejumlah petani telah menjual tumbuhan padinya dalam bentuk jerami, hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Jelasnya, "Sudah ada yang di jual dalam bentuk jerami. Mungkin dari pada nantinya tidak dapat untung, lebih baik kan begitu.’

Dirinya berharap agar pemerintah daerah (Pemda) juga memperhatikan kekeringan yang melanda di wilayah Gabus tersebut. Sebab, para petani sudah melakukan berbagai upaya untuk mengaliri sawah.

"Setidaknya ada upaya lah yang dilakukan oleh pemkab. Apalagi di desa kami ini salah satu penyuplai pangan. Kalau kondisi setiap tahunnya seperti ini terus, kan kasihan para petani," harapnya. [Fadil]

TerPopuler