KOTA – Imbas intrusi air laut ke Sungai Silugonggo
tidak hanya berdampak ke lahan pertanian saja. Hal serupa juga dirasakan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bening.
Bahkan, akibat intrusi PDAM Tirta Bening kehilangan
sebanyak 50 persen pasokan air baku yang nantinya diolah untuk disalurkan
kepada para pelanggannya. Jelas Direktur Teknik PDAM Tirta Bening Pati, I Gede
Suardana, “Air baku yang dimaksud adalah air permukaan atau air sungai. Hal itu
dialami air Sungai Silugonggo yang terdampak interusi air laut, sehingga airnya
menjadi payau.”
Lantaran hal tersebut, pihak PDAM menghentikan
proses intake air baku di Dukuh Gilis yang memang mengambil air dari Sungai
Silugonggo. Selain itu, belum adanya alat yang mampu mengolah air payau menjadi
air tawar untuk kemudian didistribusikan.
Penghentian proses intake di Sungai Silugonggo ini
sudah dilakukan sejak Juli lalu. Diperkirakan pengambilan air baku dari Sungai
Silugonggo, baru bisa dilakukan saat masuk musim hujan yang diperkirakan
terjadi pada November depan.
Akibatnya, dari berkurangnya pasokan air baku
tersebut para pelanggan di Juwana, Batangan dan Jakenan terdampak pada penggiliran
air.
”Karena produksi airnya berkurang, otomatis
berdampak langsung pada para pelanggan. Harus digilir pembagian airnya. Ya para
pelanggan harus memaklumi dan bisa melakukan penghematan air,” lanjutnya, ”Musim
kemarau seperti ini rata-rata PDAM memang sedang kesulitan mendapatkan pasokan
air baku. Di Pati beruntung, air masih bisa mengalir ke pelanggan-pelanggan. Meskipun
ada yang harus bergilir.”
Diketahui, selama ini sumber air baku PDAM Tirta
Bening mengandalkan air tanah dan air permukaan. Air tanah diambil dari sumur
dalam yang dimiliki sejumlah 22 unit. Sedangkan air tanah diambil dari Sungai
Silugonggo dan Sungai Sani. Sungai Sani saat ini debit airnya juga berkurang.
[Fadil]